BOGOR… WE’RE BACK | Studi Banding 2 Ke Bogor, Sukabumi, Bandung dan Cianjur

Studi banding ke IPB Bogor dan sekitarnya kali ini adalah untuk yang ke-2 kalinya. Foto diambil di Taman Takol Kampus IPB Bogor. Dari kiri ke kanan mulai yang berbaju biru: Kang Rimo ketua kelompok tani, Mas Jiwo Pogog, Mbah Yono Tronjol petani terbaik dan Kang Guru Narno ‘dewan pertimbangan desa’. Tanggal 16 November 2009.

Rombongan Petani Desa Pogog di Kampus IPB Bogor. Ini adalah kali ke-2 bagi petani Pogog studi banding ke Bogor dan sekitarnya.
Rombongan petani dari desa Pogog telah kembali dan sampai di desa Pogog dengan selamat. Terima kasih kita ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu sehingga perjalanan ke Bandung, Cianjur, Bogor dan Sukabumi dalam rangka menuntut ilmu demi kemajuan desa kami menjadi sangat mudah, menyenangkan dan benar-benar bermanfaat.

Terima kasih kita ucapkan kepada:

1.
Bang Hendra Hendrayana yang telah menjadi tuan rumah kita selama di Bandung, mengantar ke pameran Agrivest Expo. Terima kasih tumpangan di kos-kosan yang ternyata milik saudaraku dari Kumai (Kalteng), terima kasih atas pemberian ke-4 jaket gunung produksi Triple Outdoor produksi bang Hendra sendiri. Tempat makan di resto Sunda sungguh mengesankan..!

2.
Terima kasih kepada Balittan Hias Segunung- Cianjur, khususnya kepada DR.Ir.H.I Djatnika, MS yang telah membekali tip-tip bertani dan sharing permasalahannya. Dan yang telah membesarkan hati kami untuk segera meniru dan memodifikasi tentunya keberhasilan petani pisang desa Telaga, Cianjur untuk segera diaplikasi di desa Pogog. Terima kasih kepala bapak kepala desa Telaga beserta keluarga besar petani pisang Prima Tani, juga kepada segenap bapak dan ibu dari BPTP Jabar Barat, dan semua pihak yang telah bersunguh hati dan dengan tangan terbuka bagi kita selama di Cianjur. Pertemuan yang difasilitasi oleh pak Djatnika ini selain membangkitan warga untuk meniru suksesnya menanam buah pisang juga memungkinkan kerja sama pemanfaatan limbah gedebog pisang menjadi komoditi bahan baku mebel yang berbahan serat. Bravo, pak Ika..!

3.
Terima kasih kepada IPB Bogor dan segenap civitas akademikanya yang akan membantu mewujudkan cita-cita warga desa Pogog untuk mewujudkan cita-cita bisa mengekspor pepaya hasil ujicoba IPB jenis varin IPB I yang akan mulai tanam Oktober 2009 nanti juga yang akan membantu pengadaan bibit pisang seperti kepunyaan kelompok tani pisang Prima Tani di Cianjur. Terima kasih khususnya kepada Prof.Dr.Ir. Sriyani Sujiprihati. MS. Kita bangga dengan hasil peneltian ibu Sriyani di kebun SEAMEO BIOTROP…!. Terima kasih juga kita haturkan kepada Dr.Ir. Enisar Sangun MSc yang telah membagi ilmu budidaya belut dan potensinya juga hal penyuluh pertanian dan mengenalkan link-link yang sekiranya bisa membantu misi kita di desa Pogog, Terima kasih kepada Endang Gunawan, SP. Msi yang muda dan seakan telah ikut mengenal desa Pogog dengan baik.

4.
Mbak Arifa Wahyuhadi dari Mercedes-Benz yang telah menyempatkan menjumpai kami di kebun BIOTROP, terima kasih perhatian mbak Arifa yang juga peserta KKN virtual cabang Cibubur ini yang dengan seksama memperhatikan dinamika di desa Pogog via dunia maya. Silahkan mencoba diri menjadi inspirator di Gambiran..! Kue bakpau Cibubur selain sangat enak juga sangat membantu saat kita kelapar di atas angkot saat perjalanan dari Sukabumi-Bogor.

5.
Terima kasih kepada mbak Rasti Setya peserta KKN virtual cabang Bogor atas midnight call-nya yang memberitahukan kepada kami saran cara-cara kembali ke Solo. Angkot Bogor memang luar biasa, kombinasi cara pegang stir dan tancap gasnya betul-betul bisa mnengusir rasa lapar di perut kita semua. Karena keadaan sudah lapar dan capek akhirnya perjalanan yang ‘very close to death experience’ itu kita nikmati saja sambil menenangkan diri bahwa hal ini sudah menjadi bagian seni dan standard operasionalnya. Unbelieveable we are safe from 3 times potential crash..! Kalau saya boleh saran. jangan pernah naik angkot L-300 jurursan Bogor-Sukabumi warna merah dengan gambar beberapa kuda sedang berlari.

6.
Terima kasih kepada ibu Hj. Komalasari dari Sukabumi yang telah bersemangat dan telah menjelaskan dengan benar tata-cara budidaya belut dengan wajar dan benar. Terima kasih atas ilmu yang telah diberikan untuk mengenali beberapa manipulator ilmu atas budidaya belut yang menyesatkan. Kita kagum dengan ibu yang telah tetap memilih menyejahterakan orang banyak dan berjiwa Merah-Putih.

7.
Terima kasih kepada Riksanagara di Bristol, UK yang telah membantu kami dari jauh atas info yang kita perlukan.

Salam desa

Mas Jiwo Pogog
Desa Pogog – Wonogiri – Indonesia

IMG_6782Ibu Komalasari pakar budidaya belut tanah air dari Sukabumi.

IMG_6803_resize

Abah Ika Djatnika adalah abahnya warga Pogog yang menjadikan kitawarga Pogog bisa belajar banyak dan sampai ke Jawa  Barat ini untuk menuntut ilmu.

IMG_6804_resize IMG_6805_resize IMG_6812_resize IMG_6816_resize IMG_6818_resize

Belajar budidaya pisang dengan desa sentra penghasil pisang di Desa Cugenang, Cianjur, Jabar.

IMG_6824_resize IMG_6839_resize IMG_6846_resize IMG_6849_resize IMG_6872_resize IMG_6885_resize IMG_6923_resize

Sentra pembibitan bunga Gergunung, Cuanjur, Jabar.

IMG_6933_resize

IPB Bogor

IMG_6948_resize IMG_6953_resize IMG_6965_resize IMG_6978_resize IMG_6980_resize IMG_6988_resize IMG_6993_resize

BIOTROP Bogor: di pandu langsung oleh beliau Prof. Srijani Sujiprihati.

IMG_7024_resize

IMG_7033_resize

Dijamu oleh makan siang yang fantastis juga dijamu ilmu yang tak kalah fantastis. Terima kasih ibu Srijani, terima kasih IPB Bogor.

IMG_7110_resize

IMG_7112_resize

Ketemu dan belajar langsung budidaya belut dengan pakarnya – Ibu Hj. Komalasari dari Sukabumi- Jawa Barat

IMG_7119_resize

Kembali ke selera asal..!

IMG_7170_resizeKebun Raya Bogor

About Mas Jiwo Pogog

- Wong Solo - Pencipta konsep "The Power Of One", konsep pemberdayaan masyarakat yang bertumpu pada seseorang secara tunggal, mandiri dan berdikari total. Konsep ini telah dan sedang diujicobakan sejak 2007 hingga sekarang di desa Pogog, Gn. Lawu selatan 575 m DPL kab Wonogiri bagian timur (Jateng) berbatasan dengan kab Ponorogo (Jatim). - Dalam prakteknya - secara berkala Mas Jiwo Pogog mendatangi desa yang terpaut jarak 105 km dari tempat tinggalnya itu untuk melakukan kerja kekaryaan layaknya "seorang mas-mas KKN" sedang melakukan praktek kerja lapangan. Bedanya, "KKN" ini dilakukan sendirian. Oleh Mas Jiwo Pogog hal yang demikian itu dinikmatinya sebagai suatu petualangan yang mengasyikan, petualangan program. - Berbagai ‘program KKN’ telah diciptakan antara lain Pepayanisasi (2007), Durianisasi dan Desa Wisata Buah Durian Unggul (2009), Perpustakanisasi (2010), Asemisasi (2010), Bronjong Babi Sumur Resapan (2010), Ayamisasi (2010), Program Little Kalimantan In Pogog (2010), Pralonisasi (2011), Desa Pembibitan atau Bibitisasi (2011), Sangkarisasi (2013). - Profesional bidang mebel alias tukang bikin kursi, - Kalimantanis. - Reyoger, - Pengamat durian amatir, - Penerima Danamon-Social Entrepreneur Awards 2013. - Penerima Adhikarya Pangan Nusantara - APN Award 2014 - Sedang menulis buku "Kitab Ijen" semacam buku pedoman yang baik untuk bekal bagi siapapun yang tertarik pada pemberdayaan masyarakat bahkan secara solo-karir. Juga sangat direkomendasikan untuk para mahasiswa yang akan terjun melakukan pengabdian masyarakat atau KKN. Kata /ijen/ dalam bahasa Jawa berarti sendiri.
This entry was posted in Dinamika Pogog, Pepayanisasi... On and On Progress, Pogog: Over View and tagged , , , , , , , , , , , , . Bookmark the permalink.

1 Response to BOGOR… WE’RE BACK | Studi Banding 2 Ke Bogor, Sukabumi, Bandung dan Cianjur

  1. nntravel says:

    Selamat berjuang mas pogog.. semoga apa yg dicita-citakan berhasil… indonesia butuh banyak orang” seperti mas pogog… salut buat mas pogog…

Leave a comment